Tugas IV Rekayasa Lalu Lintas
Nama
: Annisa Rizki Aulia L.
NPM
: 16 630 052
M.
Kuliah : Rekayasa Lalulintas
Rekayasa
Lalu Lintas/Kecepatan dan Kepadatan Arus Lalu Lintas
Teori arus lalu lintas adalah suatu
kajian tentang gerakan pengemudi dan kendaraan antara dua titik dan interaksi
mereka membuat satu sama lain. Sayangnya, mempelajari arus lalu lintas sulit
karena perilaku pengemudi adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan
pasti. Untungnya, pengemudi cenderung berperilaku dalam kisaran cukup konsisten
dan, dengan demikian, aliran lalu lintas cenderung memiliki beberapa
konsistensi yang wajar dan secara kasar dapat direpresentasikan secara
matematis. Untuk lebih mewakili arus lalu lintas, hubungan telah dibuat antara
tiga karakteristik utama: (1) arus, (2) kepadatan, dan (3) kecepatan. Hubungan
ini membantu dalam perencanaan, desain, dan operasi fasilitas jalan.
A.
Kapasitas Jalan
Kapasitas
jalan adalah arus maksimum
Kapasitas
jalan adalah
kemampuan ruas jalan
untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan
waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan
tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis
kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan
kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan
mobil penumpangper jam atau (smp)/jam.
Pada saat arus rendah kecepatan lalu
lintas kendaraan
bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang
melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa
lagi arus/volume lalu lintas bertambah, di sinilah kapasitas terjadi. Setelah
itu arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu
saat kondisi macet
total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.
B. Hubungan Arus dengan Kecepatan dan
Kepadatan
Hubungan antara besarnya arus/ volume lalu lintas dengan kecepatan
(dalam hal ini kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas adalah (yang juga
ditunjukkan dalam gambar)sebagai berikut:
- Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan ruang bebas yang lebih besar antar kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan perkilometer menjadi lebih kecil.
- Hubungan kecepatan dan arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola tercapai kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga akan semakin mengecil.
- Hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin tinggi kepadatan arus akan semakin tinggi sampai suatu titik dimana kapasitas terjadi, setelah itu semakin padat maka arus akan semakin kecil.
C. Faktor yang memengaruhi kapasitas
jalan
1. Kapasitas jalan kota
Faktor yang memengaruhi kapasitas jalan kota adalah lebar
jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan bahu/kerb jalan,
gradient jalan, didaerah perkotaan atau luar kota, ukuran kota. Rumus
di wilayah perkotaan ditunjukkan berikut ini:
C = Co x FCW
x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana: C =
Kapasitas (smp/jam)
Co =
Kapasitas dasar (smp/jam), biasanya digunakan angka 2300 smp/jam
FCW
= Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP
= Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)
FCSF
= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCCS
= Faktor penyesuaian ukuran kota
2. Kapasitas jalan antar kota
Kapasitas jalan antar kota dipengaruhi oleh lebar
jalan, arah lalu lintas dan gesekan samping.
C=Co x FCW
X FCSP X FCSF
dimana :
C =
Kapasitas (smp/jam)
Co =
Kapasitas Dasar
FCW
= Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP
= Faktor penyesuaian arah lalu lintas
FCSF
= Faktor penyesuaian gesekan samping
3. Tingkat pelayanan
Tingkat
pelayanan berdasarkan KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas Di Jalan diklasifikasikan atas:
Tingkat pelayanan A
dengan
kondisi:
- arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi;
- kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan;
- pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.
Tingkat pelayanan B
dengan
kondisi:
- arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas;
- kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi kecepatan;
- pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
Tingkat pelayanan C
dengan
kondisi:
- arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi;
- kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat;
- pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului.
Tingkat pelayanan D
dengan
kondisi:
- arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus;
- kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar;
- pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.
Tingkat pelayanan E
dengan
kondisi:
- arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah;
- kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi;
- pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.
Tingkat pelayanan F
dengan
kondisi:
- arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang;
- kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama;
- dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.
Comments
Post a Comment